Welcome to My Blog

Jumat, 09 Desember 2011

Drama Musikal


Pemain :
- Risdani sebagai Gilang
- Husni sebagai Aris
- Intan sebagai Fini
- Terbit sebagai Pak Hanizar
- Dede sebagai Pak Sinyoto
- Rahmaniar sebagai Ibu Imas
- Graminda sebagai Riri


           Riri adalah seorang anak dari keluarga Bapak Hanizar. Ibu Imas adalah ibunya Riri yang selalu menuntut Riri agar menjadi anak yang multitalenta. Berhubung Riri memang anak satu-satunya, hal itulah yang membuat Riri dituntut untuk menjadi seorang anak yang segalanya. Sehingga Ibunya selalu memaksa Riri untuk mengikuti berbagai macam kegiatan yang sebenarnya Riri tidak sukai.    
Riri merasa tidak kuat dengan setumpuk tugas yang selalu Ia harus hadapi setiap hari, dengan jadwal les yang merantai panjang, terkadang Riri tidak sempat untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Akhirnya orang tua Riri memutuskan untuk mengadopsi anak yang seusia dengan Riri, selain untuk membuat Riri memiliki saudara juga untuk membantu Riri mengerjakan tugas-tugasnya yang terbengkalai.  
            Anak yang kurang beruntung itu bernama Finny, dia adalah seorang anak yang sangat cerdas. Sayangnya orangtua Finny sudah meninggal. Hal itu lah yang membuat dia terpaksa harus tinggal di sebuah panti asuhan.
Kemudian Finny di sekolahkan di sekolah yang sama dengn Riri. Tepatya di sekolah Shimily Music School. Sekolah tersebut adalah sebuah sekolah musik yang memang sangat terkenal di kota ini. Orang tua Riri memang sengaja memasukkan Riri ke sekolah tersebut untuk menjadikan Riri seorang musisi yang handal dan multitalenta sesuai dengan cita-cita mereka, dan hari ini adalah hari pertama dimana Finny mengawali harinya di sekolah tersebut.

Scene 1:
(Aris  dan Riri sudah berada di dalam kelas. Afini dan Pak Sinyoto masuk)

Pak Sinyoto   :  anak-anak, hari ini kita akan kedatangan murid baru. Bapak harap kalian bisa  berteman baik denganya. Silakan ananda memperkenalkan diri
Afini                : selamat siang semuanya, nama saya…
Riri                  : Afiniiiiiiii! (berdiri dan melambaikan tangannya)
Pak Sinyoto     : hey Riri! Duduk !
(Riri kembali duduk sambil menggerutu)
Aris                 : kamu kenal Ri?
Riri                  : ya iyalah, dia kan saudara aku.
(aris manggut-manggut)
Afini                : nama saya Triasari Afini. Biasa dipanggil Fini. Terimakasih.
Pak sinyoto     : oke. Terimakasih Afini. Kamu bisa..
(gilang  masuk)
Gilang             : maaf saya telat.
Pak sinyoto     : anak ini, ckckck. yasudah kamu boleh  duduk. Fini, kamu juga boleh duduk.
(Fini duduk di sebelah Riri) (Aris dan Fini saling berpandangan)
Narrator           (waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa pelajaran pun selesai)
Pak sinyoto     : Ada tugas untuk kalian semua. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang. Lalu aransemen sebuah lagu sesuai dengan kreasi kalian masing-masing . penampilan kalian akan ditonton oleh seluruh wali murid. Saya tunggu hasinya minggu depan. Sekarang kalian boleh pulang, selamat siang.
Aris                 : Riri, kita satu kelompok ya.
Riri                  : hmm, kalau aku ikut, Fini juga harus ikut.  Gimana?
Aris                 : boleh.
Riri                  :Satu lagi, aku hanya ingin ikut kalauuuu… Gilang juga bersama kita! deal?
Gilang dan fini: apa?
Gilang             : Kenapa jadi bawa-bawa nama gue segala.
Aris                 : please Gilang. Lo mau ya. Bantuin dong kalau teman lagi PDKT.
Gilang             : teserah lo deh (keluar ruangan)
Aris                 : oke. Deal. (semua orang keluar)

Scene 2
Narrator      : (di rumah riri)
(didalam ruangan  ada Pak Hanizar dan ibu Imas)
Riri dan Fini : Asslamualaikum
Bu Imas           : waalaikumsalam. Akhirnya kalian dateng juga. Ini (memberikan kertas). jadwal les kamu hari ini. Takut kamu lupa. Hari ini, jadwal kau les piano, les computer, sama les aikido. Kamu harus dateng ke semua les kamu itu, tanpa ada alasan apapun.
(riri melihat kertas yang dipegangnya)
Riri                  : apa? aku baru selesai les jam delapan malam? huh,  Bagaimana bisa aku menyelesaikan tugas-tugas sekolahku ma?
Bu Imas           : loh, untuk apa mama membawa Fini ke rumah ini Fini kalau  kamu masih 
                        mengeluh soal itu.
Riri                  : pa, tolong aku pa. aku nggak mau dipaksa melakukan hal-hal yang nggak aku sukai.
Pak Hanizar     : sudah, turuti saja apa yang mama kamu bilang.
Riri                  : oke. Aku akan les hari ini. Tapi aku nggak janji untuk hari-hari lainnya. Ayo fin kita ke kamar. Aku nggak tahan dengan keegoisan mereka. (menarik  tangan fini dan keluar ruangan)
(Pak Hanizar geleng-gelang kepala. Lalu keluar. Disusul bu imas)

Scene 3
(malam harinya) (fini menutup buku dan mengeluarkan sebuah foto)
Fini      :  Gilang. Selama lima tahun kita tak bertemu, masihkah rasa itu tetap sama? selama ini  Aku nggak bisa ngelupain kamu lang. tapi kenapa tadi kamu cuek sama aku? Seolah-olah aku hanya sepenggal dari  memori masa lalu kamu yang sudah kamu lupakan begitu saja. Masih pantaskah aku mengharapkan kamu? Aku.. (menyembunyikan foto) (lagu……)
Riri      :huft, badanku terasa remuk. Capeeeeek banget. Tapi, kamu tau nggak? Tadi aku ketemu gilang loh.  Ah senangnyaa.
Fini               : emangnya kenapa kalau kamu ketemu dia?
Riri               : dia itu, cowok ideal aku. Dari dulu aku naksir dia. Yah tapi tetep aja. Capek kerasa juga.
Fini              : (termenung sejenak) eh, butuh hiburan?kalau aku stress,  biasanya  aku nyanyi keras-keras terus sambil loncat-loncat
Riri               : o ya? nyanyi apa?
Fini               : (Melly goeslaw : kuingin bahagia)
Bu imas         : heeeeeey. Berisik  ! Ini rumah kali ya bukan tempat karokean !
Fini dan riri    : (tertawa)

Scene 4
(di sekolah)
(Riri dan fini masuk)
Riri      : aduh aku lupa. Buku catatan aku. eh fin, aku ada perlu sebentar. Aku pergi dulu yaaa.
Fini      : yaa. Dadah. (duduk)
(gilang masuk, duduk)
Gilang : kalau kamu nganggap aku masih suka sama kamu, itu salah besar. Lebih baik kamu ngelupain  aku dari sekarang.
Fini      : heh, pede banget kamu ngomong gitu. Sorry ya, tanpa kamu suruh pun aku udah ngelupain kamu kok.
Gilang : baguslah. Dan satu lagi, aku nggak bakal ngebiarin orang yang udah ninggalin aku tanpa jawaban bisa hidup tenang.
Fini      : o ya? Beranikah kamu? (tertawa sinis)
(Riri masuk)
Riri      : wah ada apa ini? Kalian terlihat mengerikan.
Fini      : nggak ada apa-apa kok.
(aris masuk)
Aris     : wooi, berita baguuuuus. empat hari dari sekarang kita libur loooh.
fini       : o ya? Kenapa?
Aris     : gedung sekolah dipakai untuk ujian UN katanya
Riri      : bagus! Ayo kita gunain waktu ini buat ngerjain tugas aransemen. (nada sedih) Soalnya, jadwal les aku padat, jadi nggak bisa bebas keluar pergi rumah.
Aris     : oke. Aku sih setuju aja
Fini      : aku juga.
Riri      : gilang gimana? (senyum centil)
Gilang : (ngeliat ke fini) gue nggak bisa.
(riri terlihat sedih)
Aris     : lang, demi gue.
Gilang :hmmm…
Fini      : okey,  ayo pergi.
(semua keluar)

Scene 5
Aris     : huft, akhirnya selesai sudah aransemen ini.
Fini      : yaa, cukup memuaskan hasilnya.
Gilang : tapi sayangnya nggak ada makanan disini.
Riri      : gilang mau makan apa? sini biar riri yang beliin.
Aris     : eits, tunggu dulu. Kalau nggak salah ada beberapa mangkuk sup.
            (membawa 4 mangkuk sup)
Aris     : ini dia, sup wortel.
Fini      : wortel? (tampak ketakutan)
Gilang : (tersenyum sejenak). Hey, menurut kalian orang yang takut sama wortel disebut apa?
Riri      : orang konyol lah. (aris mengangguk)
Gilang : terus, kalau ada orang yang takut sama wortel mau kalian apain?
Aris     : aku umumin keseantero sekolah. Terus ngerjain dia setiap hari.
Gilang : oh gitu, o ia fini. Kenapa nggak di makan wortelnya? Jangan-jangan kamuuuu..
Fini      : kamu apa? ini aku makan (dengan tampang meringis)
(gilang tersenyum menang)
Riri      : eh, kita main ini yuk. (mengeluarkan penggarisnya). Penggaris ini diputar, lalu yang tertunjuk oleh penggaris ini, harus menjawab sejujur-jujurnya pertanyakan yang diberikan.
Aris     : oke. Aku berani.
Fini      : aku nggak mau
Gilang : boleh juga
(fini melihat gilang dengan tajam)
Riri      : ayo dong fin, masa Cuma kamu yang nggak mau.
Fini      : okeoke. Ayo mulai.
(yang pertama Aris)
Fini      : siapa orang yang kamu suka. Nyanyikan sebuah lagu untuk dia!
Aris     : siapa lagi coba kalau bukan Arinniesa tercinta. (afgan: panah asmara)
Riri      : ih apaan sih.
(yang kedua riri)
Aris     : adakah orang yang kamu sukai diruangan ini? (bertingkah kepedean)
Riri      : ada. Gilang dong.
(semua orang tertawa, aris sedih dengan mode lebay)
(yang ketiga gilang)
Aris     : siapa sih first love lo ?
Gilang :  first love gue itu udah lama. Waktu kelas satu smp. Gue udah deket banget sama dia. Gue udah bilang kalau gue suka. Tapi dia malah pergi tepat sehari sesudah itu. Aku nungguin dia tapi nggak pernah ada kabar. (melirik kea rah fini. Fini tertunduk). Dan lagu ini buat dia (D.O.T:Belahan Jiwa)
(yang terakhir fini)
Riri      : siapa orang yang ada dalam pikiran kamu sekarang?
Fini      : dia orang yang aku sukai sejak smp dulu. Kita sempat berpisah. Memang aku yang pergi. Namun aku pergi dengan alas an yang jelas. Orang tuaku sudah meninggal keduanya, dan aku dibawa ke panti asuhan yang ada di Jakarta. Namun saat kita bertemu lagi. Dia masih salah sangka.
(ekspresi gilang: kaget). 
Aku pulang duluan ya. Ada tugas yang belum selesai. (fini mau berdiri, tapi kakinya kesakitan)
Riri      : tapi fin..
Gilang : biar gue yang nyusul

Scene 6
Fini      : gilang brengsek. Dia sengaja ngomong kayak gitu biar aku makan wortel dan ngebuat kaki aku jadi meradang! Dan apa  maksud dia ngomong kayak gitu. “aku nungguin dia”. Padahal dia sendiri juga yang bilang kalau dia nggak ada rasa lagi sama aku. Gilang bodoh!! Aaa..( jatuh)
Gilang : (bantuin berdiri) kamu nggak apa-apa kan?
Fini      : nggak apa-apa gimana? Kaki aku sakit nih gara-gra makan wortel. Kamu sengaja kan?
Gilang   : aku nggak tau kalau kamu benci wortel karena ini. Aku antar sampai sampai
rumah kamu ya.
Fini      : (ngelepasin tangan gilang)  nggak usah. Makasih!
Gilang: aku minta maaf
Fini      : untuk sekarang, aku belum bisa maafin kamu
Riri      : fini, kamu nggak kenapa-kenapa kan?  Aku khawatir, makanya aku nyusul.
Fini      : nggak kok. Bantuin aku aku jalan ya.
(riri dan fini keluar)
Gilang : arrgh..! gila! (marah, lalu keluar)

Scene 7
(di rumah riri)
(bu imas dan pak hanizar di dalam ruangan). (fini dan riri masuk)
Bu imas           : Dari mana kalian. Bagus ya, sekolah libur tapi nggak ngomong sama sekali. Malah keluyuran gak jelas.  Mau mulai belajar jadi anak nakal ?
(riri dan fini diam. Pak hanizar mendekati mereka)
Pak hanizar      : kalian nggak kenapa-kenapa kan? Baik-baik aja?
Riri                  : nggak kok pa. tapi fini..
Fini                  : nggak kenpa-kenapa kok om. Cuma keseleo dikit.
Bu imas           : jawab dulu pertanyaan mama dong.
Fini                  : maaf tante, tadi kita ngerjain tugas.
Bu imas           : saya kasih tau ya sama kamu,  saya membawa kamu kesini untuk membantuFinny mengerjakan tuga-tugasnya, bukan mengajari anak saya untuk keluyuran.
Riri                  : mama! Kan fini udah bilang. Kita itu ngerjain tugas. Buka keluyuran nggak jelas.
Pa hanizar        : sudahlah ma, mama jangan terlalu keras seperti ini ma.
Riri                  : udah, riri sama fini capek. (keluar)
Pa hanizar        : tuh kan mama.(keluar)
Bu imas           : kok mama sih. (keluar)

Scene 8
Riri      : tunggu, aku ngambil obat dulu . (menjatuhkan buku. Terlihat foto gilang). Loh, ini foto gilang kan? Kok ada di kamu?
Fini      : anu, itu sebenarnya, itu.. Cuma.. hmm..
Riri      : orang yang kamu maksud tadi itu gilang kan? Orang yang kamu ceritain.
 (fini diam)
Riri      : aku udah tau kok. Dari cara bicara kamu dan gilang.
Fini      : maafin aku ri. Aku nggak pernah cerita. Aku takut kamu sakit hati.
Riri      : loh aku nggak sakit hati kok. Suka itu kan wajar.
Fini      : jadi kamu nggak marah?
Riri      : kenapa aku harus marah?
Fini      : (meluk riri) kamu orang terbaik yang pernah aku temui ri.
Riri      : wah, sekarang kita jadi saingan nih. Mari bertanding secara sehat.
Fini      : tenang, aku akan menjadi peserta pasif. Hahaha
Riri      : peluang aku banyak dong. hahaha

Scene 9
Riri      : fin, aku mau les aikido . kamu mau nunggu di rumah tau ikut sama aku? Ya, kamu bisa nunggu di samping arena.
Fini      : boleh, aku juga bosen dirumah sendirian. Lagian, kaki aku udah baikkan kok
Riri      : oke. Kita pergi.

Scene 10
(di tempat aikido)
fini       :Aku tunggu di sini deh ri. Takut masuk kedalam. Hehe
riri        : oke. Aku masuk yaa.
(di ujung kursi yang lain, gilang duduk)
Fini      : aku ngerasa bersalah sama gilang. Dia mau bantu aku, tapi malah aku marahin. Eh tapi, dia juga sih, cari gara-gara duluan.
Gilang : dasar cewek aneh. Mau ditolongin malah marah-marah. Dasar.
Fini      : kangen masa-masa dulu
Gilang : waktu semua keadaan masih berjalan baik-baik saja.
(lagu manusia bodoh)
(riri dan Aris datang)
Riri      : pulang yuk. Eh ARis, gilang. Kalian ngapain disini?
(fini dan gilang berbalik. Lalu terkejut)
Aris     : eh, kalian. Aku sih lagi latihan. Gilang Cuma nungguin doing. eh kalian udah makan belum? Ke café yuk
Riri      : hmm, gimana ya? Mama pasti marah kalau aku puang telat. Fini, kamu ikut?
Fini      : aku ikut kalau kamu ikut, kalau kamu nggak, yaaa aku juga nggak. Teserah kamu aja.
Riri      : okedeh, kita ikut. Asalkan pulangnya nggak malem aja. Gilang mau ikut kan?
Aris     : gilang psti mau kok, iyakan gilang? (menarik tangan gilang dan memberikan isyarat
Gilang : iya iya, gue ikut. Jangan pegang-pegang gini deh. Lo kayak maho tau nggak.
(Riri dan fini tertawa)
Aris     : udah-dah. Kita pergi sekarang

Scene
(di café)
Riri      : gilang, di makan dong makanannya, sini aku suapin (menyodorkan sendok kepada gilang)
(gilang mengelak)
Aris     : sini aku aja. (memakan makanan yang di pengang riri)
Riri      : kamu, apa-apaan sih, kan ini buat gilang. Aku marah sama kamu
Aris     : yaah, janga marah dong. Aku kasih cinta ya sebagai tanda maaf nya
Riri      : tambah marah nih.
Aris     : eh, nggak nggak. Terus aku harus gmana dong?
Riri      : hmm, beliin aku bunga. Dalam waktu satu menit harus udah ada.
Fini      : mana bisa kali ri, mau beli di mana?
Riri      : teserah dia,
Aris     : tapi ri, aku mau nyari dimana coba?
Riri      : satu, dua, ayo waktu udah mulai nih
Aris     : iaia, tunggu.
(beberapa detik kemudian, aris kembali)
Aris     : (dengan nafas ngos-ngosan) in.. ini bunganya
Riri      : bagus, nah sekarang anterin aku pulang.
aRis     : tapi aku capek ri,
riri        : mau dimaafin nggak?
Aris     : ia deh. Demi kamu
Riri      : fin, bisa pulang sendiri?
Fini      : bisa kok, tenang aja.
Riri      : sip, dadah (melirik kea rah gilang) Saama gilang (di ucapakan tanpa suara)
(riri dan aris keluar)
Gilang : mau pulang sekarang? Aku anterin ya.
Fini      : nggak. Makasih
Gilang : kamu marah?
Fini      : menurut kamu?
Gilang : aku minta maaf.
Fini      :Udah sana, aku mau pulang
Gilang : (terdiam) arrrgh. Gagal!
            (Judika : Bukan Dia Tapi Aku)
Scene 11
(dikamar riri)
Fini      : besok kita harus perform bagus ya di depan kelas.
Riri      ; sip lah. Kita gitu loh.
(masuk bu imas)
Bu imas : riri, cepat siap-siap. Sebentar lagi guru piano kamu datang. Sudah itu kamu pergi
ke tempat les melukis, nanti pulangnya kamu ke tempat les computer dulu. Jam Sembilan malam mama jemput!
(Bu imas mau keluar)
Riri      : Tapi ma aku capek.
Ibu Imas : Riri kamu tuh harus nurut apa kata Mama. Apa yang Mama lakukan ini
      semuanya demi   kebaikan kamu !
Riri      : Demi kebaikan aku atau kebaikan mama ?  aku udah capek sama semua keinginan mama. Aku  mau bebas ! Aku sudah bosan dengan semua ini.
Ibu Imas : Riri..!! Sekarang kamu mulai ngebantah kata-kata mamah ya..
Riri      : Pernah ga sekali aja mama mikirin keinginan aku ?
Ibu Imas : Terserah kamu. Pokonya kamu harus nurutin apa kata mama !
(Ibu Imas keluar)
Riri      : Mungkin lebih baik aku tidak punya orang tua sama sekali. Mungkin lebih baik aku pergi !
Fini      : ri, tunggu ri. Kamu jangan gegabah.
Riri      : (membawa tas) maaf fin, aku ingin bebas aku ingin pergi
(fini berusaha mengejar)


Scene 12
(riri duduk menangis)
Riri      : kenapa hidup aku nggak pernah bahagia. Kenapa aku nggak di lahirkan menjadi orang lain. Kenapa aku harus dituntut ini itu. Kenapa Tuhan? Kenapa?
(terisak) (Avril Lavigne : I’m With You)
(aris datang)
Aris     : hidupmu akan terasa lebih buruk saat kamu memikirkan itu buruk.
(riri menoleh)
Aris     : dengarkan ini. (mutar lagu Ayu Tingting Alamat Palsu)
Riri      : loh, kok lagunya kaya gini?
Aris     : harusnya lagu apa dong? Kan yang penting menghibur ,
Riri      : yang romantis gitu. Kaya lagu apa gitu ?
Aris     : tuh udah senyum. Berarti lagunya menghibur kan?
Riri      : iya deh iya.
Aris     : Kamu pulang ya
Riri      : Iya, ayo.. makasih ya Ris..
Aris     : Iya.. sini aku bawain tas nya.
(fini mau masuk, tapi nggak jadi)

Scene 13

Fini      : sekarang, aku yang iri sama kamu ri, kamu benar-benar beruntung bisa mendapatkan orang yang tulus seperti aris, sedangkan aku.. yah
Gilang : emang kamu ingin orang yang seperti apa?
(menoleh)
Fini      : kamu.. sejak kapan kamu disini?
Gilang : sejak tadi. Kamu aja yang nggak nyadar
Fini      : ish
Gilang : aku mau minta maaf untuk kesekian kalinya, aku udah salah sangka sama kamu. Aku kira kamu pergi gitu aja tanapa alas an
Fini      : iya aku maafin (nada kesal)
Gilang : aku juga mau nagih hutang!
Fini      : ha? Hutang apa?
Gilang : jawaban kamu (tersenyum)
Fini      :kamu tau pasti apa jawabannya (tersenyum)
(back song: afgan terimakasih cinta)

Scene 14
(sementara itu, di rumah riri, bu imas dan pak hanizar terlihat sangat panic)
Bu imas                       : gimana ini pa?
Pak hanizar                  : Riri itu kabur gara-gara mama tuh yang ga bisa nurunin berat badan. Riri kan takut sama mama yang kaya monster. Mana gara-gara mama kasur jadi tinggi sebelah, Papa tidur jadi bergelombang.
Bu imas                       : papa !!!!!!!
Pak hanizar                  : Udah tenang aja, nanti juga Riri pulang..
Bu Imas                       : Gimana bisa tenang sih pa ?
Pak Hanizar                 : Dengerin deh Papa mau nyany.. Timang-timang anaku sayang, janganlah pergi, papah disini. Timang-timang si Riri ilang, gara-garanya si mama garang.
Bu Imas                       : Ga lucu tau pa !
Riri                              : Mama..
Bu imas                       : Riri.. maafin mama ya ri, mama sayang sama kamu
Riri                              : maafin riri juga ya ma.
(riri meluk ibu imas)
Pak hanizar                  : papa nggak dipeluk?
Riri                              : eits, tidak boleh
(ketawa)
Pak hanizar                  : o iya,  jangan diulangi lagi ya ssayang.
Riri                              : iya pa
Bu imas                       : mulai sekarang kamu cukup les piano dan aikido saja kok
Riri, pak hanizar          :   mama..! (tertawa)
(semua keluar, kecuali bu imas)
Bu imas                       : mama kan serius. (keluar)

Scene 16
(disekolah)
Pak sinyoto                 : baiklah nak-anak. Kini saat nya kita mendengarkan hasil karya kelompok Aris Andika.
(maju. Nyanyi lagu andien feat ungu)
Pak sinyoto     : bapak memberikan A plus untuk kalian. Inilah music yang sesungguhya. Music yang terlahir dari hati dan persaan. Dengan begitu, orang-orang yang mendengarkannya pun dapat ikut terlarut didalam lagu tersebut. Satu pesan bapak,  jika kalian memiliki impian, biarkan impian itu mengalun, seperti suara musik yang merdu
Narrator           : Tidak ada yang mudah dalam hidup ini. Hidup akan semakin buruk jika kamu berpikir itu buruk. Rasakanlah keindahan hidup ini seperti kamu merasakan keindahan musik.  karena musik adalah sebuah miniatur kehidupan yang bisa kita nikmati.

The end

COME TO MY BLOG AGAINCOME TO MY BLOG AGAIN
COME TO MY BLOG AGAINCOME TO MY BLOG AGAIN